meningkahi kucur merah dari lubang menganga di pangkal kakinya
Sesekali ia mengeram, jatuh bersimpuh
Darah masih mengalir, bertambah deras dari lubang telinga
Liurnya menetes, merah juga warnanya, geraham bungsu hingga taring remuk semua
Matanya mengerjap, terik matahari merangsek masuk
Kali ini darah masih di sana, kepalanya tersayat delapan
Nafas memburu, meregang nyawa
Dicengkramnya lengan kiri, melepuh bekas setrika
Wenggini coba menghapus tattonya
Pun tetap jua sepatu lars dan todongan senjata kejutkan pagi
Di sela nafas yang sepenggal sepenggal
Tetes liur bercampur darah dari lidahnya yang dipotong
Menggumam gumam tanpa suara
“Aku takkan mengaku..”
Rusnani Anwar, dalam lesakkan insiden dili milik Seno Gumira
No comments:
Post a Comment