Menjadi tua adalah konsekuensi waktu. Tua, adalah konspirasi semesta atas waktu. Menjadi tua, adalah keadaan yang tak tebantahkan. Semua manusia lahir, menjadi anak anak, remaja, tua, karena waktu.
Menjadi dewasa, adalah konsekuensi kondisi. Berbeda dengan waktu yang dikendalikan semesta, kondisi dikendalikan oleh faktor non fisik. Faktor yang tidak bertaraf, yang tidak berjenjang. Kondisi bersifat random, acak dan tidak terprediksi.
Karenanya, menjadi tua adalah hal yang pasti.
Menjadi dewasa (saya pinjam bahasa corny ini) adalah misteri ilahi.
Ada seorang anak kecil. Usianya baru 11 tahun. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga, menafkahi ibu dan dua adiknya dan tetap bersekolah.
Ada seorang 40 tahun, yang sibuk berfoya foya menghabiskan warisan keluarga sambil mencari istri kedua, tiga dan selanjutnya.
Contoh gamblang antara dewasa dan tua.
Saya, 18 tahun dan dua bulan lagi akan menginjak 19 tahun. Di usia ini, saya sudah masuk kategori lepas remaja dan berada di usia tanggung. Saya sembilan belas tahun dan masih gamang mengenai masa depan.
Hanya khawatir, jangan jangan kegamangan ini akan terus berlangsung hingga saya berusia 30 tahun. Saya takut menjadi tua tanpa menjadi dewasa..
No comments:
Post a Comment