Thursday, March 31, 2011

High School

Barusan iseng main ke pesbuknya salah satu penyiar di radio. Masih SMA dia, iseng juga liat liat fotonya (oke, dengan resmi ini mengubah status 'iseng' menjadi 'stalking' :D). Eniwei, aku kok tiba tiba inget masa masa sekolah yak.

Waktu itu aku punya tiga kawan, berempat bikin geng gitu, and I'm blessed karena tidak melewati masa SMA sendirian. Kami tidak popular, hanya sekelompok perempuan perempuan labil yang sedikit nerd. hihihi.

Aku ga punya banyak kenangan tuh, ga seasik orang orang bilang tentang masa SMA.


*Bagaimana bisa menyenangkan kalo kamu selamanya dikenal sebagai gadis gemuk berkacamata yang sama sekali tidak popular di masa SMA?*


Wednesday, March 30, 2011

Facing 20


Aku biasanya ga pernah begitu concern sama umur. Aku fikir selama bisa berfikiran 'muda', aku tidak perlu khawatir dengan angka angka penunjuk usia.

Aku kira begitu.

Sampai akhirnya kemarin, aku dan Vina memtuskan buat jalan jalan dan sekedar berbicara tentang masa depan. Dia bilang: "Gila Nan, aku sudah 20 taun. Perasaan baru kemaren deh kita makan makan pas ulang tahun 16ku."

Aku akan menjadi dua puluh taun Januari taun depan. Seperti Vina, akupun ngerasa: "Gila ya, aku udah 20 taun aja gitu"

Udah bukan belas belasan lagi. Aku sempat diam cukup lama, mengingat ingat apa yang aku dan kawan kawan satu kelompokku telah capai di usia kami yang jelang 20 ini. Vina, sudah menamatkan D1 dan saat ini bekerja dengan mapan di perusahaan asuransi. Ratna menjadi atlit provinsi untuk tenis meja dan sebentar lagi menamatkan pendidikan guru ekonomi-nya dan Mira, yang sudah magang di rumah sakit sebagai jenjang akhir kuliahnya di akademi kebidanan.

Aku?

Aku tidak menjadi apa apa dan tidak menjadi siapa siapa. Seorang penyiar radio dengan kehidupan seadanya dan tanpa masa depan yang jelas.

Jadi izinkan aku, mengalami semacam kekhawatiran berlebih tentang menjadi duapuluh tanpa pendidikan, pekerjaan dan rencana masa depan yang layak..

*ki-ka: Ratna, Aku, Vina, Mira. *
*Yes, kami pernah mengalami kekonyolan seperti ini saat SMA dulu :)*

Akhir akhir ini lagi suka banget sama lagu Adele yang Someone Like You. Here's the song + lyric:


Hidup sedang berjalan dengan baik baik saja belakangan ini. Beberapa kejadian tidak membuat ritme hidupku berubah terlalu banyak. As I said:
Semuanya baik baik saja :)

Selamat hari Rabu!!

Tuesday, March 29, 2011

Apalah arti penyangkalan tanpa alasan?

Apakah ada rasa gentar dan sedikit takut saat saya memutuskan untuk memposting dan secara konstan menyebarkan postingan Berhenti Mengkafirkan ini?

Jawabannya: Iya.

Sebelum memposting, saya menemukan link perihal penjelasan amir jamaat ahmadiyah indonesia di twitter dan kemudian membukanya. Banyak kawan mengeluh kesulitan membuka lantaran harus memiliki akun gmail terlebih dahulu. Akhirnya saya kopi paste dan posting di blog, dengan tujuan mempermudah kawan kawan yang ingin membacanya.

Lantas ketakutan itu, untuk alasan apa?

Bukan, bukan untuk alasan saya takut dianggap menyetujui Ahmadiyah sebagai islam dan akan menjadi (lagi) bulan bulanan kaum so called 'Islam yang benar'.

Lebih kepada alasan, saya takut tidak cukup kuat.

Tidak cukup kuat untuk bersikap konsisten mengakui hak hak ahmadiyah untuk beribadah sesuai keyakinannya. Takut tidak cukup hebat untuk berdebat mengenai substansi nilai2 kebenaran islam dan lain sebagainya.
Saya takut, kalah dengan diri saya sendiri.

Ah entahlah, tujuan saya murni untuk berbagi. Meski untuk ruang blog yang minim pembaca, setidaknya saya turut memberi ruang untuk pemaparan kepada mereka yang cenderung kesulitan untuk bersuara tanpa hadangan fatwa :)

Eniwei, tadi malam saya putus. Sedikit sedih, tapi hidup harus berjalan terus!

Monday, March 28, 2011

Berhenti Mengkafirkan

RINGKASAN PENJELASAN AMIR JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA

DI DEPAN KOMISI VIII

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA


Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhu.

Merujuk kepada penjelasan Amir Jemaat Ahmadiyah yang disampaikan di Jakarta 16 Februari 2011 pada acara dengar pendapat umum di komisi VIII DPR-RI mengenai penjelasan tentang Jemaat Ahmadiyah, bersama ini disampaikan ringkasan penjelasan tersebut sebagai berikut:

  1. Jemaat Ahmadiyah Indoensia berada di dalam Islam, sesuai sabda pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadzrat Mirza Ghulam Ahmad “Ringkasan dan intisari pendirian kami adalah Laa Illaha Illallahu, Muhammadur rasulullah”
  2. Tidak ada agama bagi kami kecuali agama Islam, dan tidak ada kitab bagi kami kecuali Al-Quran, kitab Allah yang Maha Tahu. Tidak ada Nabi panutan bagi kami kecuali Nabi Muhammad saw, Khatammun Nabiyyin.
  3. Jemaat Ahmadiyah berpegang teguh kepada Lima Rukun Islam dan Enam Rukun Iman. Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Muhammad adalah utusan Allah. Kami beriman kepada Allah, malaikat-Nya, para Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, surga, neraka dan kebangkitan sesudah mati.
  4. Pendiri Jemaat Ahmadiyah menyatakan bahwa “kami tidak pernah membuat kalimat sahadat atau sholat atau ibadah haji atau masjid sekecil apa pun yang terpisah dari mengikuti rasulullah saw, tugas kami ialah untuk mengkhidmati agama Islam ini.
  5. Dasar keyakinan Jemaat Ahmadiyah tentang kedatangan Nabi Isa as dan Imam Mahdi sesudah Nabi Muhammad saw adalah sebagai bagian dalam pelaksanaan syariat Islam. Dalam hal status, pendiri jemaat Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad menyatakan “dan sungguh telah aku terangkan berulang-ulang dan aku jelaskan dengan sejelas-jelasnya kepada umat manusia bahwa sesungguhnya aku adalah Al Masih, Al Maud dan Al Mahdi yang dijanjikan.
  6. Keberadaan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia sejak tahun 1923, secara berorganisasi telah disahkan sebagai badan hukum pada tahun 1953 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No. JA.5-23/13 tanggal 13 Maret 1953. Prinsip organisasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia berkenaan dengan keberadaannya dalam Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 meliputi antara lain :
  1. Jemaat Ahmadiyah murni sebagai organisasi keagamaan dan tidak berpolitik.
  2. Senantiasa patuh dan taat kepada pemerintah yang sah.
  3. Senantiasa menjunjung tinggi institusi negara serta seluruh lembaga negara yang mendukung institusi negara.
  1. Jemaat Ahmadiyah senantiasa membuka pintu dialog yang santun sesuai kepribadian bangsa Indonesia yang difasilitasi oleh dewan dan atau pemerintah.

Demikian semoga masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar. Bahwa selama ini beredar pendapat yang tidak bertanggung jawab yang mengatakan bahwa Kitab Suci Jemaat Ahmadiyah adalah bukan Al-Quran adalah pendapat yang keliru.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhu.

Jakarta, 21 Maret 2011

Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia

Abdul Basit



اِذَا قَالَ الرَّجُلُ لأِخِهِ: يَا كَافِرُ! فَقَدْ بَاءَ بِهَا أحَدُهُمَا فَاِنْ كَانَ

كَمَا قَالَ وَاِلَى رَجَعَتْ عَلَيْـهِ.


“Barangsiapa yang berkata pada saudaranya ‘hai kafir’ kata-kata itu akan kembali pada salah satu diantara keduanya. Jika tidak (artinya yang dituduh tidak demikian) maka kata itu kembali pada yang mengucapkan (yang menuduh)”. (
riwayat Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar)


قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُم اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَاَهْدَى سَبِيْلاً

“Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya).” (Al-Isra’ : 84)

فَلاَ تُزَكُّوا أنْفُسَكُم هُوَ أعْلَمُ بِمَن اثَّـقَى

“….janganlah kamu merasa sudah bersih, Dia (Allah) lebih mengetahui siapa yang bertaqwa.” (An-Najm : 32)


Jika ini adalah jawaban, mengapa begitu sulit bagi kita untuk percaya dan berhenti mengkafirkan?

Tuesday, March 22, 2011

Featured: Majalah Sintetik #3

Yes, setelah sekian lama engga pernah nulis nulis lagi (kecuali untuk blog dan tweet2 sampah itu :D), aku kembali nulis buat salah satu zine di kota Malang.

Namanya Sintetik, bisa diunduh di sini.

Ini majalah garapan Hilmi, neng kinderwall dan eko serta banyak nama lain yang sering mondar mandir dalam subtitel penulis di majalah Sintetik. Selalu merasa salut terhadap mereka yang menyukai dunia indie-indipendent ini. Yang bener bener do something untuk ranah bawah tanah (tsaahh).

Eniwei, meski umurnya masih muda banget dan baru memiliki tiga eksemplar majalah non fisik (dibagikan via .pdf dan e-book), aku suka Sintetik! penulis penulis di dalamnya punya kemampuan menulis yang mumpuni. Apalagi untuk skala majalah gratisan :D

Sintetik edisi tiga ini lebih berbobot dari sebelumnya, hadir dalam lebih banyak halaman (sampe 150an halaman kalo ga salah). Isinya lebih menarik dan beragam. Mulai musik musik ngindies sampe yang mainstream. Juga review film, buku.. Ah, lengkaps!

Jadi, donlot dan nikmati.

(toh engga berbayar inih)

Untuk Sintetik, aku menulis semacam review untuk band asal Jakarta,

Nervous Breakdown.


(click to enlarge and read)

Sekian untuk hari ini. Bertemu lagi lain kali, guys :D


Tentang hedonisme dan espektasi berlebihan

Aku ini bermental manja sejati.
Aku tak ingin jadi politisi atau jadi petingi.
Jika tak ada timbunan emas di kursiku nanti.
Aku tak ingin jadi pegawai negri.
Kalau tak bisa tunggu gaji sambil ongkang ongkang kaki.
Aku ini seorang manja sejati.
Aku tak ingin jadi musisi.
Kalau kreativitas dibatasi, karyaku diimitasi, honor dikebiri, lantas dicekal kesana kemari.
Aku tak mau jadi rakyat kecil di negri ini.
Kalau arti dari rakyat kecil adalah ladang prostitusi berkedok kepentingan petinggi.
Aku tak mau dimanfaatkan sebagai objek penderita disela pidato mengiba para mereka yang ingin terlihat peduli dan selalu berada dipihak kami.
Aku sungguh memang seorang yang gemar berekspektasi .
aku tak ingin menjadi pedagang, tukang jamu ataupun menjadi kuli.
Kalau itu artinya aku akan memeras seluruh tulang dan sisa sisa kulit menjadi bagian dari tiap keping yang akan menyambung nyawa kami.




Maka sungguh benar adanya. Aku memang hedonis sejati.

Monday, March 14, 2011

Ah, FPI (Lagi)

agak jenuh sebenarnya berbicara tentang ormas ini. Selalu bertemu dengan orang orang yang memiliki asumsi dan argumen tersendiri terhadap what so called "pressure group" yang diketuai rizieq rizieq itu.

Kali ini, seakan bosan ngebully GKI Yasmin, Ahmadiyah dan kaum Syiah, mereka merambah ke dunia bawah tanah:


*Ngakak serius* *militant tawheed, jendral!*

Seriously, dude. You guys in critical needs, of laid!

Saturday, March 12, 2011

Menelanjangi Keterlajangan

aku benci merasa lelah.
rasa lelah, kerap membawaku ke dalam diam.

aku benci diam.
diam membawaku ke dalam perenungan.

aku benci merenung.
merenung membuatku mengenang masa lalu.

aku benci masa lalu.
ia menghalangiku untuk maju.

see, lagi-lagi aku menulis dengan ceracau ga jelas..
ini efek bisa internetan kayaknya.
dulu, semua uneg2 tertumpah ke binder dan pojok kamar.
yang tahu cuma aku, tuhan dan cicak yang gemar melintas di dinding hitam itu.

ini sebabnya aku benci santai.
aku benci sendirian.

ketika tidak banyak yang bisa kukerjakan, ketika terjebak dalam diam dan sepi,
aku bakal meniti jejak masa lalu, merunutnya satu per satu.

Sampai akhirnya aku lelah,
Lalu memutuskan untuk tidur, melanjutkan khayal akanmu di dunia mimpi.

Thursday, March 10, 2011

Ulang Tahun Radio!

Mau ngoceh tentang diriku sendiri ah. Sori ya kalo postingan ini berasa narsis :D (emang selama ini engga, gitu?)

Aku jadi penyiar dari kelas 2 SMA. Dulu ada radio 'anak muda' di Sampit, namanya One FM. Dari sini aku kerja sampe enam bulanan. Lalu berhenti demi fokus ke sekolah dan alasan alasan lain. Lulus SMA di taun 2009, aku niatin mau balik ke sana tapi ternyata keburu tutup radionya :D

Akhirnya, memilih ngelamar ke Mentaya FM. Radio multisegmen. November 2009 kerja di radio sampe sekarang, setaun lebih lewat ga kerasa ^^ (dulu pas di Radar Sampit, kerjanya nyambi gitu, sambil siaran)

Aku penyiar sore dan merangkap kru event organizer. Sampe saat ini, radio announcer terasa paling pas buatku (baca: buatku yang pemalas dan ogah kerja full time). Setaun di radio, ga kerasa ihhh!!

Nah, tanggal 5-6 maret kemarin, Radio Mentaya FM ini ulang taun ke 22 ^^



*foto bareng Novi, salah satu penyiar pagi*
*yes, akupun bingung kenapa kami berpose sedekat itu*


*foto bareng seluruh penyiar dan kru radio di atas panggung*

Kami bikin film juga, nanti aku upload videonya. Kapan2 kan bisa main film hahaha.

Well, so long, Mentaya FM!




Wednesday, March 09, 2011

Hari Terakhir Peradaban, Jenny!



Hampir dua tahun setelah rilis debut sepele kami 'manifesto', dan beberapa bulan setelah rilis single 'hujan mata pisau', sekali lagi, 3 bangsat karib ini merilis satu single baru beraran 'Hari Terakhir Peradaban. Prolog'. Adalah resume sederhana dan racauan kacau kami tentang tanda-tanda zaman dan peradabannya. Adalah karangan bunga duka cita kami atas zaman yang terlihat, terbaca, teraba, terdengar, dan tercium sangat indah, maju dan beradab, namun rasa-rasanya terasa busuk dan makin membusuk, mundur dan semakin mundur dan pelan-pelan kehilangan peradabannya, dan mungkin akhirnya mati.

Single ini semacam prolog kasar menuju album kedua kami. terimakasih untuk keluarga jenny, teman-teman pencerita, klub matimuda, dan siapapun anda. rilisan single ini kami bagikan secara gratis sebagai kado kecil dan rasa terimakasih kami yang sangat besar untuk semua dukungan, bantuan, dan segala sesuatu yang anda pilihkan atas kami. thankyou very much for making the choice to support us.

Jenny adalah 3 bangsat karib ini
roby setiawan: guitar
arjuna bangsawan: bass
farid stevy asta: vocal

dan 1 bangsat kecil ini
danish wisnu nugraha: drummer



***

Ini sebenarnya berawal dari sore yang biasa saja. Saat seorang kawan lama menyapa melalui chat facebook dan menawarkan lagu2 baru. Judulnya HTP (hari terakhir peradaban), yang nyanyi Jenny, band asal jogja, garage rock.

Aku, semacam suka (banget)  sama lagu ini :)


liriknya begini:

Hari Terakhir Peradaban. Prolog


dan inilah harinya banyak wanita
menjadi budak atas kelaminnya
memeluk agama tanpa tuhan
yang ibadahnya adalah belanja

barbarian bersorban
rantai kuasa yang tiran
maniak perang
brilian dengan citra curian
cendekia pendusta
para bangga berdosa
gila belanja
dan mungkin aku salah satunya

dan inilah harinya banyak lelaki
menjadi sundal atas ambisi
memeluk agama tanpa tuhan
yang ibadahnya adalah berperang


barbarian bersorban
rantai kuasa yang tiran
maniak perang
brilian dengan citra curian
cendekia pendusta
para bangga berdosa
gila belanja
dan mungkin kamu salah satunya

seperti pesta kostum yang berarakan
dalam karnaval kemunduran
seperti pesta megah yang menghajatkan
hari terakhir peradaban

budaya teraniaya
alam raya terperkosa
seni tak lagi murni
norma tak lagi suci
dipersundal ambisinya
diperbudak kelaminnya
serentak semua
serentak lupa pada Pencipta

Ini lagunya

silahkan donlot DI SINI

Selamat Hari Musik Nasional!

Monday, March 07, 2011

Tertawa Bersama Tuhan

Menemukan lagu ini dari download acak di creativedisc.com.
lagunya Regina Spector - Laughing With
Tiba tiba suka aja, gitu :)
Tidak ada yang menertawakan tuhan saat kesedihan tiba.
Padahal Tuhan bisa begitu menyenangkan dan lucu.

Here's the lyric:

No one laughs at God in a hospital
No one laughs at God in a war
No one’s laughing at God
When they’re starving or freezing or so very poor

No one laughs at God
When the doctor calls after some routine tests
No one’s laughing at God
When it’s gotten real late
And their kid’s not back from the party yet

No one laughs at God
When their airplane start to uncontrollably shake
No one’s laughing at God
When they see the one they love, hand in hand with someone else
And they hope that they’re mistaken

No one laughs at God
When the cops knock on their door
And they say we got some bad news, sir
No one’s laughing at God
When there’s a famine or fire or flood

But God can be funny
At a cocktail party when listening to a good God-themed joke, or
Or when the crazies say He hates us
And they get so red in the head you think they’re ‘bout to choke
God can be funny,

When told he’ll give you money if you just pray the right way
And when presented like a genie who does magic like Houdini
Or grants wishes like Jiminy Cricket and Santa Claus
God can be so hilarious

Ha ha
Ha ha

No one laughs at God in a hospital
No one laughs at God in a war
No one’s laughing at God
When they’ve lost all they’ve got
And they don’t know what for

No one laughs at God on the day they realize
That the last sight they’ll ever see is a pair of hateful eyes
No one’s laughing at God when they’re saying their goodbyes
But God can be funny
At a cocktail party when listening to a good God-themed joke, or
Or when the crazies say He hates us
And they get so red in the head you think they’re ‘bout to choke
God can be funny,

When told he’ll give you money if you just pray the right way
And when presented like a genie who does magic like Houdini
Or grants wishes like Jiminy Cricket and Santa Claus
God can be so hilarious

No one laughs at God in a hospital
No one laughs at God in a war
No one laughs at God in a hospital
No one laughs at God in a war
No one laughing at God in hospital
No one’s laughing at God in a war
No one’s laughing at God when they’re starving or freezing or so very poor

No one’s laughing at God
No one’s laughing at God
No one’s laughing at God

We’re all laughing with God