I'm cursing A LOT lately, especially during night because I'm hungry as fuck.
Kondisi
tubuhpun menurun drastis, saya sangat sangat mudah lelah. Satu lembur
saja mampu membuat saya dan dokter langganan keluarga ketemu. Rasanya
nyaris delapan kali saya bolak balik dokter untuk keluhan keluhan ringan
seperti demam, flu, sakit kepala, pingsan gegara kurang tidur, maag
hingga yang paling mutakhir, jatuh dari motor gegara somehow saya kehilangan fungsi gerak.

Saya kira saya bakal menangis sejadinya, atau kecewa hingga ubun ubun, atau menyalahkan pemprogram diet saya. Nyatanya tidak. Oke, saya menghabiskan sekurangnya 3 jam untuk menangis tapi tidak sedikitpun berpikir untuk menyalahkan siapa siapa. Yang salah mungkin cuma kepala saya yang dua bulan belakangan sedemikian ngototnya menolak makan. Sampai kolaps, sampai kudu berkunjung ke IGD lantaran maag akut.
Lalu kemarin malam, kawan saya berkomentar betapa kuyunya saya sekarang. Kurus engga layu iya. Sayapun sadar, dulu saya selalu bersemangat, siap menjelajah ke kebun kebun kami yang jauhnya ratusan kilometer. Atau dihajar lembur hingga pukul 3 subuh, pernah saya lakoni dan baik baik saja. Sekarang jangankan pergi ke kebun, sekadar menjalani rutin penulisan berkas saja saya nyaris hilang sadar. Ditambah kondisi kabut asap yang kiat parah, saya merasa stress dengan perubahan kondisi tubuh ini.
DAN KAGA KURUS KURUS JUGAK HIH!
Saya masih belum menemukan titik henti. Maksudnya, its a sad sad world of eatless day and night tapi setidaknya saya merasa 'sedang melakukan sesuatu' dan 'sedang menuju sesuatu'. It gave me a purpose in life and I think I'll take it. Mengingat hidup saya adalah pointless routine from A to B and nothing to do in between, saya lakoni saja lah. Until the end of the line.
19 Oktober 2015
Keras kepala untuk soal beginian ada baiknya kali ya
No comments:
Post a Comment