Kenalin, Mrs. Bleki.
Dan yak, Mrs. Bleki adalah komputer tua ini. Mr. Bleki adalah sebutan buat motorku dulu. Yang sekarang sudah almarhum dan digantikan Tuan Putih. Mrs. Bleki sekarang janda.
Kemarin dia curhat, katanya ga mau menikah lagi. Meskipun Tuan Putih lebih baru dan lebih gaul, Mrs. Bleki tetap setia. Sungguh kisah cinta yang luar biasa (elu bego, bego.). Pasalnya, meskipun Tuan Putih adalah motor yang bagus, baru, dan gaul, dia masih belum menemukan jati diri. Identitasnya masih menggantung pada duapuluhempat bulan kreditan (which is truly killing me monthly). Anda belum dewasa, Tuan Putih.
Eniwei, aku harus membuat semacam koneksi antara judul dan isi postingan ini. Ruang imaji yang kumaksud adalah kamar hitam. Ide untuk mewarnai dinding kamar dengan warna hitam adalah keputusan yang salah, kawan.
Pertama, kamarku tidak seluas lapangan bola. Dan warna hitam memiliki efek memperkecil ruangan. Saat ini, kamarku yang selalu berantakan itu telah bertransformasi menjadi semacam kandang. Kadang kadang, aku suka berhalusinasi ada kuda nil yang lagi leha leha di kamar. Oh, ternyata itu cermin.
Secondly, warna hitam juga berhasil membuat kamarku menjadi lokasi paling bernyamuk dan paling panas di rumah. Tapi entah kenapa, aku selalu menolak tawaran abah untuk ngecat ulang. Terlanjur betah dengan warna hitam ^^
Nah, postingan kali ini makin ga penting dan heading to no where.
Dan aku juga tiba tiba merasa hilang mood.
Baiklah. Sekian.
*krik krik krik*
No comments:
Post a Comment