Sunday, September 26, 2010

Borneo Dangerous


Sekitar awal bulan Agustus lalu saya menerima sepotong pesan singkat melalui handphone. Kurang lebih seorang kawan yang tinggal di Palangkaraya menginfokan mengenai pagelaran musik keras yang akan diadakan di Taman Kota Palangkaraya. Pagelaran ini merupakan panggung musik keras kedua di tahun ini. Sebelumnya semacam gig metal juga diselenggarakan (Dstorsi Maksimum)


Saya gagal menyambangi keduanya lantaran kesibukan di Sampit (beh, sok sibuk). Nah, untuk yang terakhir, saya berhasil mendapatkan kompilasinya. Tanpa bayar pula (per CD dikatrol harga Rp 15.000). Huahahaha, itulah indahnya pertemanan, kawan.

Album kompilasi sendiri merupakan semacam resume gig yang digelar 7 Agustus malam itu. Yah, seperti layaknya album yang di’sponsori’ rasa independensi yang kuat, maka albumnya sendiri jauh dari ranah komersil. Yang menarik dari kompilasi Borneo Underground adalah genre yang diusung.

Untuk ranah Kalimantan Tengah, terutama Sampit, menemukan band yang dengan bangga mengaku metal cukup sulit. Tapi mengingat kompilasi sendiri berbasis di Palangkaraya, maka rasanya wajarlah, jika genre sekeras metal sudah mewabah. Tapi sekali lagi, untuk seorang Sampit macam saya, ini merupakan barang langka.

Yang membuat saya berdecak kagum adalah munculnya satu band dari Sampit di dalamnya. Meski baru berskala provinsi, saya rasa bisa turut menghajar panggung Borneo Dangerous sudah cukup membanggakan. Semoga apa yang saya tulis di atas senada dengan pendapat kawan kawan dari Salmon.

Ada sembilanbelas band yang tergabung dengan membawakan single jagoan masing masing.

Track pertama dihuni oleh Necrophilia, sebuah band deathmetal yang menggeber malam itu dengan lagu Drenching Myself With Blood meraung tajam lewan alunan distorsi. Demi menikmatinya, saya sengaja membiarkan bar volume player saya penuh. Dan benar saja, Necrophilia memuaskan dahaga saya terhadap musik deathmetal yang pure, sepintas saya menemukan nafas Disgorge dalam musik mereka. Entah, kadang sulit rasanya menemukan definisi yang tepat untuk sebuah band sekeren Necrophilia.

Selanjutnya adalah Uncle Jack Legion. Mendengarkan Uncle Jack Legion membuat saya merasa seperti disuguhkan the Devil Wears Prada bercampur as I lay Dying. Sepintas dan samar samar (mungkin lantaran sample lagu yang saya dapat masih belum tergarap bersih). Benar saja, Uncle Jack Legion menyuguhkan sebuah pertunjukkan apik dengan mengusung genre christian metalcore. Videonya bisa disaksikan di atas. Nuhun, minta izin untuk situs ini, saya unduh videonya ya ^^


(Uncle Jack Legion - Lord is God)

lalu suara gaung gitar yang rapat dan dentuman drum dual pedal memudar. Musik mulai terdengar nyaring, sedikit beraroma country, saya sudah menebak nebak kalau ini pasti Ayo Sekolah milik Jalur Ijo. Benar saja, band punk rock ini berhasil menghalau atmosfir padat metal milik dua lagu diatasnya.
Atensi saya kian menguat ketika mengingat performance mereka dalam Sampit LokalKarya 15 September silam.



Raungan gitar memudar, berganti dengan suara riang bersemangan milik Salmon. Band asal Sampit yang turut meramaikan Borneo Dangerous kompilasi dengan mars mereka ; You are Salmonest. Sulit menyebutkan seperti apa jenis musik mereka. Punk Melodic nampaknya genre yang paling tepat. Ya kan? :D


Saya sempat mendapat pesan singkat mengenai hadirnya Brutufuck dalam kompilasi tersebut. Ditambah dengan cerita berapi api kawan saya yang kebetulan memang menghadiri acara tersebut, saya semakin bersemangat ketika intro milik band beraliran (?) brutaldeathmetal ini mengalun. Maap kalo saya salah interpretasi musiknya ya.. Tapi setiap saya mendengarkan Fatal Orgasm Machine, musik musik milik Suffocation dan Catalepsy bergaung di kepala saya ^^ pigsquealnya kaga nahan :D

Kemudian ada sebuah band bernama Kromo Leyo. Awalnya saya agak bingung. Kromo Leyo artinya apa? dan mereka ini beraliran apa? simphonic-kah, gothic-kah, atau justru whitemetal? :D sepertinya kuping saya perlu semacam terapi. Terlalu sering mendengarkan Gelap, Otep dan Within Temptation akhir akhir ini. Mereka menggema dengan lagu Kabut Kemurkaan.

Lantas saya mendengar sepenggal kata 'Jalang' dalam lagu milik Terangsang Torture. Awalnya, saya sempat terfikir mereka semacam Paracoccidioidomicosisproctitisarcomucosis, band beraliran porngrind/grindcore. Lantas saya kembali berfikir 'Serius, di sini ada yang berani ngambil genre seperti itu?' :D semacam band yang bermain di jalur mesum yang doyan menggunakan kata kata porno. Ternyata Terangsang Torture yang hadir dengan lagu Primadona Jalang ini menggempur saya dengan alunan Deathmetalnya. Such a Great Song!


Kembali menguar, sebuah lagu milik Stonehead. Hardcore yang sanggup mengingatkan saya pada Burgerkill! tepatnya kala band teluran ujungberung pada masa awal (album berkarat). Wah.. Stonehead mampu membangkitkan kenangan dengan lagu Never Run milik mereka. Dapat dipastikan, crowd taman kota pasti menggila dengan lagu yang berdurasi tiga menit lebih ini.


Yang kemudian berhasil mengubah secara dramatis nuansa playlist saya adalah Dead Occulta. Mereka mengusung Gothic Metal. Terpuruk Dalam Penantian (single milik mereka) sukses membangun nuansa kelam khas gothic. Alunan gitar yang dalam seraya sesekali menukik meningkahi raungan vokal sang vokalis. Dramatis!


Headquarter adalah nama yang mengisi ruang tangkap saya selanjutnya. Saya teringat dengan salah seorang kawan Facebook yang menyebutkan nama band ini dalam wallpostnya kepada saya. Saya kemudian menemukan bahwa Anggri, adalah personil band punk rock ini. Secara pribadi (entah lantaran telah terkontaminasi oleh blog Anggri) menyukai Symphony Lokalisasi milik mereka. Sebuah band keras yang apik. Sekedar info, saya dengar mereka tengah menyiapkan sebuah lagu baru, berjudul Ganja dan Malaga.

Blood Inhibitor. Jujur, ini kali pertama saya mendengar nama dan (tentu saja) mendengarkan lagu mereka. Crusader of God adalah salah satu jenis lagu yang bisa membuat saya jatuh cinta dalam sepintas dengar. Ketukan yang rapat menimpali growl sang vokalis. Jempol ke atas untuk kalian!

Kembali dengan nada nada khas punk, saya disambut oleh Punk School Hero. Khas musik punk, ruang dengar ini serasa disesaki distorsi ala punk ; Penuh emosi dan membakar amarah. Ekspresi berontak yang tertuang secara gamblang. dan mereka mengemasnya secara menggemaskan! Kita Pasti Akan Tetap Bersama Lagi!


(lihat saja logo mereka :D berasa logo Pokemon. Menggemaskan)

Ada kemudian nama Sin Eater. Saya sempat mengerutkan kening kala membaca nama ini. Mencoba merunut apakah ada hubungannya dengan film The Last Sin Eater yang rilis tahun 2007 silam. Sayangnya saya tidak memiliki banyak info mengenai mereka. Tidak ada page apapun di internet tentang mereka. Disayangkan, padahal musik yang mereka kemas sanggup membuat saya mengangguk anggukkan kepala. Menikmatinya.

Yang selanjutnya mencuri perhatian adalah sebuah band bernama Anti. Begitu saja, sepengingat saya sebuah band asal Banjarmasin. Ah, pengetahuan band indie lokal saya masih sangat cetek (tapi tetap nekat bikin review).

Morbidtuary. Hmm.. satu lagi nama band bernuansa Gore hadir di playlist saya. Thrash Metal yang mereka usung saya yakini mampu mengguncang Yos Sudarso malam itu. Sepintas, saya merasakan empat nama 'dewa' thrashmetal hadir. Lebay memang, tapi ini didompleng perasaan pribadi saya yang kangen dengan Slayer, Testament, Megadeth dan Anthrax. Jadul tapi pure ^^

Sebelumnya saya kerap menemukan nama nama aneh band band indi. mulai dari Sandal Jepit, Rumah Sakit, Bangku Taman, hingga Sri Redjeki. Di Borneo Dangerous saya menemukan nama Nuansa Indah. Kembali, saya kesulitan menemukan korelasi antara nama dan isi Borneo Dangerous yang notabene berisikan musik musik berisik. Don't Judge the Book by It Cover, my friend. Nuansa Indah mampu menggetarkan playlist saya dengan permainan mereka!

saya menemukan kalimat Long Dick Reduction dari novel Kambing Jantan milik Raditya Dika. Juga di filmnya. LDR, semacam metode pemendekan (maaf) alat kelamin yang dinilai terlalu panjang. Melihat nama band ini, saya berfikir. "Lucu juga nih,". Dan benar saya, musiknya menarik! Melodic Punk yang dahsyat!


Kill My Soulfly. Melodic death metal yang satu ini membuat saya tergila gila dengan Hidup Setelah Mati mereka. Memang, kualitas rekaman masih jauh dari bersih. Terlepas dari kualitas rekaman, band ini sama sekali tidak dikalahkan oleh kekurangan subjektif. Musik mereka mengalir, stabil dan tentu saja, menyenangkan untuk didengar! ini dia refleksivitas indah dari sebuah New Wave of British Heavy Metal!

Awalnya, ketika melihat cover album, saya fikir RIP dan Heart Scott adalah dua nama band berbeda. Ini sebabnya saya sempat berfikir isi Borneo Dangerous adalah duapuluh lagu. Ternyata, Band Post Hardcore asal Palangkaraya ini bernama RIP Heart Scott. Saya lupa apakah Reason of Emotion yang masuk dalam kompilasi ini. Yang pasti, tidak salah jika band ini menggemari sederet band band deathcore/metalcore. Mereka berhasil meraciknya menjadi suguhan menarik dengan rasa Hardcore yang kental.


Ini dia ke sembilanbelas band yang hadir dalam compact disc bertittle Borneo Dangerous 2010 :
  1. Necrophilia
  2. Uncle Jack Legion
  3. Jalur Ijo
  4. Salmon
  5. Brutufuck
  6. Kromo Leyo
  7. Terangsang Torture
  8. Stonehead
  9. Dead Occulta
  10. Headquarter
  11. Blood Inhibitor
  12. Punk School Hero
  13. Anti
  14. Sin Eater
  15. Morbidtuary
  16. Nuansa Indah
  17. Long Dick Reduction
  18. Kill My Soul Fly
  19. Rip Heart Scott
Satu hal yang membuat saya kecewa adalah kenyataan bahwa saya tidak bisa hadir dan menyaksikan langsung peristiwa bersejarah ini. Dan jangan lupa, beberapa nama yang ada dalam Borneo Dangerous juga turut memeriahkan gig Sampit bernama Sampit Lokal Karya (baca reviewnya disini). Terimakasih untuk kawan kawan dari Headquarter dan Jalur Ijo. Semoga bertemu lagi!

Maafkan jika saya telah lancang melakukan tindakan copy paste (baik foto maupun video) tanpa izin masing masing yang bersangkutan. Maafkan jika dalam review di atas terdapat banyak kesalahan (baik nama, genre hingga judul lagu). Juga terhadap konten tulisan yang sungguh masih jauh dari sempurna. Ini semata wujud rasa sayang saya terhadap musik, dan keinginan kuat untuk menyuarakannya ke dunia luas.

Support Your Local Scene!!


Regard


Rusnani Anwar

3 comments:

  1. uhhh kalimantan tengah bergerak, berserak!!!

    ReplyDelete
  2. hehehe, thx yg sdh di review Kill my soul Fly...

    ini link single baru kami
    www.mediafire.com/?m68dsxalfulk687

    ini lagu hidup setelah mati, tp sdh di mixing ulang..
    http://www.mediafire.com/?9pmyzfk5q306dr8

    ReplyDelete