Aku suka nonton pilem dua taun belakangan. Sejak HBO hadir di layar televisi 21 inci ruang tengah yang harus ditendang kala warnanya goyang.
Sekarang kegilaan itu bertambah sejak tipi di rumah udah bisa nangkep starmovie.
FYI. Seumur hidup aku ga pernah ke bioskop (silahkan ketawa).
Pertama kali nonton kedua film ini sekitar pertengahan tahun lalu. Telat memang, mengingat masing masing release taun 2005 dan 2008.
Here they are ;
untuk alasannya,, aku bukan orang yang jago ngereview. Jadi jangan harap ada potongan potongan kalimat berisikan nama produser, sutradara plus deretan panjang artis yang memenanginya.
Aku suka Pride and Prejudice lantaran udah keburu tau kalo ini based on Jane Austen novel. Dan yak, aku setengah mati suka BANGET sama Jane Austen. Buku pertama tante Jane (beh, berasa akrab abis) yang kubaca adalah Mansfield Park
Dan di taun 1999, novel ini juga diangkat jadi pilem. Sayangnya aku rada kecewa dengan pilemnya. Inilah resiko nonton pilem yang nopelnya udah dibaca duluan. Imajinasiku luluh lantak, kawan.
Nah, bedanya dengan Pride and Prejudice versi pilem, mungkin gara gara aku suka Kiara Knightly kali ya. Cantik, british, brunette. Ah perpek!
Kemudian dari segi cerita ga banyak berubah. Sama persis dengan yang kucoba imajikan dari novelnya.
Scene yang paling kusuka ya pas Mr. Darcy ngejar Elizbeth pas ujan ujan, di gereja, and when they're kissed. Saya meleleh :")
Penggambaran yang romantis, sukses buat sutradaranya deh, si om Joe Wright. Dan baru beberapa bulan yang lalu, aku nonton versi bollywoodnya. Yep! versi India! mereka beneran pake nama Mr. Darcy pula. Honestly, keberadaan Pride and Prejudice versi India ini rada ngerusak imajinasi pecinta film klasik. Judulnya diplesetin jadi Bride and Prejudice pula. Huh! (nani jahat ya allah)
Cover depannya aja udah ngerusak. Pride and Prejudice itu novel romantis woooyyy! a classic story di pertengahan '70an. Dan India merusaknya menjadi semacam kisah Cinderella sombong yang dapet suami bule trus kawin dan joget joget sepanjang cerita. (dan apa pula maksudnya When Bollywood meet Hollywood?)
Oke, cukup.
Pilem kedua yang paling kusuka adalah The Other Boleyn Girl. rilis taun 2008 dan aku baru bisa nonton setaun setelahnya. Damn you HBO -we-just-gave-you-a-year-forehead-movie- policy. tapi gapapa, toh sebelum nonton juga aku ga tau trailernya :D
Tentang kakak adik yang punya karakter langit-bumi. Kakak yang ambisius dan adik yang baik hari. Latarnya pas jaman jaman pemerintahan King Henry (bokapnya Queen Elizabeth I). Yang main Scarlett Johanson, Natalie Portman dan Eric Bana. Scarlett sebelumnya kukenal lewat the Prestige (pilem om om tukang sulap) dan the Island (pilem berbiaya besar yang akhirnya gagal nembus blockbuster).
Dan Natalie Portman adalah aktris pilem Star Wars dan V for Vendetta. Dan yang terakhir itu adalah satu pilem hebat yang kunobatkan sebagai pilem keren sepanjang masa :D
ah.. liat ni pilem tiba tiba kangen dengan lagu Cat Power, I Found the Reason.
Yang menarik dari film V for Vendetta bagiku adalah trailernya. Beneran bikin ngiler. I Love V!! noh tonton di atas.
Woh, kok ngelantur ke V for Vendetta ya?
Balik lagi ke The Other Boleyn Girl. Ng.. ga tau kenapa aku ini tipikal orang yang paling suka sama pilem pilem abad pertengahan.
When the girl have to hold their breath just to lookin nice on tihgtly dress.
An the man was look so gentle at there :D marital statue become something that really important.
Semacam pemandangan langka untukr pilem pilem jaman sekarang. Hohoho. Nani the Old-fashion speaking.
yah.. begitulah kiranya review saya terhadap dua (tiga) pilem super keren di atas.
Lain kali ngebahas pilempilem garapan Judd Apatow ahh,,.
"When the girl have to hold their breath just to lookin nice on tihgtly dress.
ReplyDeleteAn the man was look so gentle at there :D marital statue become something that really important."
love this statement.
aaahhhh nemu orang yg punya alasan sama utk suka cerita klasik itu seneng bangettt :)))