Pertama kali siaran, pas kelas 3 SMA. Di salah satu radio dalam kota. Waktu itu, satu satunya alasanku adalah iseng. Totally iseng, dan sebenarnya, aku mencoba untuk ngasih impresi baik pada ehm.. seseorang. Ah forgot it! Kenapa kemudian aku memutuskan untuk kembali siaran pas lulus SMA?
Mungkin karena aku suka musik kali ya. Dan radio, juga dengan program yang kubawakan sekarang, aku merasa seperti orang yang paling pertama tau mengenai musik. Padahal sih ga juga :D itu satu, terus alasan lainnya, karena aku illcommunication.
Ya, aku termasuk orang yang susah ngobrol dengan baik pada orang lain. Aku cenderung diam, trus mendengarkan ketika berada dalam sebuah perbincangan. Di radio, aku bisa ngomong apa saja tanpa harus khawatir dengan mimik lawan bicara.
Dan sejauh ini, aku merasa kualitas siaranku baik baik saja. hehe.
Radio tempatku membanting suara bernama Mentaya FM. Berdiri sejak tahun 1989. Umurnya udah 21 tahun. Sebagai radio uzur, Mentaya FM justru mengambil segmen 'kawula muda'. Langkah yang cukup langka untuk radio dengan usia tua.
Pelan pelan, siaran menjadi semacam candu. Aku mulai merasa bahwa siaran adalah hal yang ingin kulakukan, bukan hal yang harus kulakukan. Sesuatu yang kulakukan karena aku suka melakukannya. Hobi.
Dan entah keberuntungan macam apa yang kumiliki, aku berkesempatan dibayar untuk melakoni hobi. Seperti yang rekan rekan seprofesiku sering katakan, menjadi penyiar radio di kota kecil seperti Sampit bukanlah pekerjaan menjanjikan. Bukan pekerjaan yang bisa dijadikan topangan hidup. Aku agak sangsi, sebenarnya. Cukup-tidak cukupnya kan tergantung kebutuhan hidup. Aku 18 tahun, masih tinggal bersama orang tua. Dan aku perempuan :D
Ruang siar
No comments:
Post a Comment