Apa itu metal satu jari? Kurang lebih itu yang saya pikirkan selepas berbalas pesan dengan kawan saya tadi. Honestly, awalnya saya fikir ‘satu jari’ yang dimaksud adalah jari tengah (representasi punk). Tapi bukankah memang semenjak dulu kubu punk dan metal kerap bersinggungan? Apa yang baru? Apa yang harus ditakutkan kalau begitu?
Pesan dari kawan saya itu berlanjut. Menjelaskan bahwa metal satu jari adalah sekumpulan penggemar metal yang beraliran keras dalam agama (baca : islam). Alih alih menggunakan signature khas metal dengan telunjuk dan kelingking yang membentuk tanduk kambing, metal satu jari menggunakan telunjuk yang mengacung ke udara.
Jika ditilik dari sisi antropologi dan sejarah ‘telunjuk mengacung ke udara’, kita pasti teringat dengan rentetan garis keras islam. Entah Hizbullah, entah anggota FPI yang tengah berorasi. Jujur, saya bergidik membayangkannya. Garis keras islam, dengan cara entah bagaimana selalu membuat saya membayangkan vandalisme yang masif.
Sayapun menghabiskan beberapa minggu belakangan untuk menggali mengenai metal satu jari. Dugaan bahwa gerakan ini berbasis di Jakarta rupanya benar. Ini ditulis dalam portalmetal mengenai artikel metal satu jari. Di jejaring sosial seperti Facebook, saya menemukan grup mereka. Overall, saya menemukan metal satu jari ini tak ubahnya dengan metal straight edge. Mereka menulis bahwa apa yang mereka usung didasari rasa prihatin terhadap penggunaan obat terlarang, minuman keras dan anti pentagram. Kita tahu, bahwa pentagram merupakan simbolisasi pemujaan setan, khas blackmetal.
Metal satu jari, kemudian muncul dengan tujuan menampung rekan rekan muslim yang mencintai musik metal tanpa harus terjebak dalam ‘lembah kenistaan’ seperti yang saya sebutkan di atas (pardon my word. I know, it sounds so 70’s). Di titik ini, saya tidak menemukan kesalahan apapun dari metal satu jari. Mereka muslim, ingin tetap taat pada agamanya dan menikmati musik metal tanpa berbuat dosa.
Yang menjadi keprihatinan banyak pihak kemudian adalah pergerakan metal satu jari ini. Saya mungkin akan beranalogi seperti penyebaran komunisme di awal tahun 1950an di Indonesia. Tujuan, visi dan misinya benar, sangat mulia karena ingin mewujudkan ekonomi kerakyatan dan memerangi kapitalis. Namun kemudian, dalam perjalanannya, komunisme mendapat kecaman lantaran dalam penyebaran pahamnya, mereka tak segan menggadai nyawa.
Berlebihan memang, jika mengkomparasikan metal satu jari dan komunisme. Lebay karena belum ada sejarah yang menulis pertumpahan darah akibat metal satu jari. Kekhawatiran tetap ada lantaran kita bisa membayangkan. Metal yang begitu identik dengan hal hal maksiat (oh.. maafkan saya sekali lagi) harus berbaur dengan metal satu jari yang notabene begitu murka dengan kemunkaran. Pelan tapi pasti, saya melihat kemungkinan eksplosifitas metal satu jari.
Berbeda dengan straight edge yang menolak ‘pernik’ metal dengan alasan yang sifatnya pribadi, metal satu jari mendasari pergerakannya dengan nama satu agama. Agama yang kuat dan berdasar ribuan tahun. Radikalisme atas nama agamalah, yang kemudian ditakutkan banyak pihak. Saya sempat berguaru dengan mengatakan “Jangan jangan metal satu jari ini sub cabang FPI”. Sebagai seseorang yang anti FPI, saya kerap kesulitan mencari pembenaran atas pemaksaan kehendak terhadap orang orang yang berbeda keyakinan macam itu.
Well, this post heading to nowhere. Saya hanya menuliskan sesuatu yang mengganjal kepala saya. Perkara apakah saya mendukung atau justru opposite dengan metal satu jari, saya sendiri tak tau jawabannya. Saya setuju, dengan niatan mereka menampung pecinta metal yang anti berbuat dosa. Saya tidak setuju, jika kemudian niatan itu dipaksakan kepada pecinta metal lain yang sudah memilih untuk mabok, giting dan sebagainya sebagai jalan metalnya.
Rusnani Anwar
Hahaha.. Ada2 saja. Baru tau aku ada aliran metal seperti ini.. xD
ReplyDelete