Ya, rasa rasanya setahun lalu.
Ini membuat saya berfikir, apa yang sebenarnya terjadi dengan pergerakan musik keras di kota ini. Entah lantaran saya yang terlampau lama alpa dan sudah tidak pernah bertemu kawan kawan komunitas lagi. Atau saya, yang begitu sibuk (tsaaahhhh pengangguran gini emangnya sibuk ngapain?) hingga tidak pernah sempat lagi memastikan yang sedang terjadi di bawah tanah sana.
Atau mungkin, musik keras di kota ini sudah benar benar kolaps?
Hingga tadi malam, sebuah pesan singkat masuk ke handphone saya, nomer asing. Perbincangan berlanjut dan di satu bagian pesan kami saling berbicara tentang Burgerkill. Bahwa dia dan bandnya tengah serius mempelajari lagu Angkuh milik band asal bandung itu. Saya tanya usianya, dia bilang 18 taun, masih kelas 2 SMA. Anak Sampit, suprisingly.
Dan ini membuat saya tersenyum dan mengingat ingat beberapa runutan kejadian belakangan ini. Mulai dari invansi lagu lagu keras dan pola vokal growl minimal scream yang dibawakan beberapa band Sampit di festival band ulang tahun radio awal Maret lalu, lantas beberapa video yang di-tag ke halaman pesbuk saya yang berisikan rekaman video live band band yang mengcover lagu lagu keras.
Juga beberapa kawan yang meminta lagu bandnya untuk diputar di radio.
Saya fikir, siapa bilang kami jalan di tempat?
Kami bergerak! memang tidak masiv dan terkoordinir dalam lingkup komunitas. Tapi individu dan band band kecil ini tetap bergerak dengan caranya sendiri. Dan melihat sebuah band asli Sampit berpersonilkan anak anak usia sekolah menyanyikan lagu lagu seperti Burgerkill atau sekedar mengaransemen ulang lagu lagu saint loco dan superman is dead dengan scream dan growl a la post-metalcore, sudah berhasil membuat saya tersenyum. Seneng!
*Voldeath, Dies Natalis Unda 2010*
No comments:
Post a Comment