Bank punk-rock Palangkaraya, lagu lagunya sempat menggema dalam LokalKarya dan Boneka Tanah #2 yang digelar di Sampit, nyaris setahun lalu. Impresi pertama lagu ini? Liriknya gila! hahaha. Siapa sangka dibalik lagu yang notabene sekeras ini memiliki lirik yang aduhai. Mengingatkan saya pada lirik lirik 'binal' milik Kung Pow Chicken.
Tidak banyak, saya rasa tidak banyak band punk seperti Headquarter. Kebetulan Anggri, vokalis mereka kerap wara wiri di halaman facebook saya dengan postingan postingannya. Sulit menyebut Headquarter sebagai band punk kebanyakan yang identikal dengan booze, hal hal njelimet soal filosofi hidup dan kosakata jalanan jika sudah terbiasa dengan status facebook Anggri yang begitu.... lah (speechless, mending temenan aja deh sama dia di sini). Maka maafkanlah jika saya salah menyimpulkan bahwa Headquarter adalah kumpulan jejaka (yang entah masih perjaka) nan alim.
"impresi anda tentang kami sangat benar! kami ingin jauh jauh dari hal rumit, kebusukan politik, etc... hal hal kayak gitu udah porsi band lain... hahahaha mengangkat tema yang dekat dengan kita sajalah... realita yang dibalut dengan jenaka dan agak binal namun sesungguhnya semua itu adalah sebuah teguran kepada kaum muda tanpa harus sok mengajari... makasih reviewnya! PLUR!" ~ Anggri, dalam commentnya.
Setidaknya saya diajak bertobat dan merenungi kenakalan remaja di era informatika (loh ini kenapa jadi Efek Rumah Kaca?). Ga sabar untuk menikmati EP kalian, Headquarter!
Ini lagu mereka:
Teringat lagi pertama kali
Kudapat nomornya di dinding w.c.
Gadis sexy, pujaan hati, idaman semua kaum lelaki
Seragam ketat sungguh memikat
Membuat jantung ingin melompat
Lupa makan ampe lupa sholat
Teringat tatto di bawah pusat
Pendekatan kulancarkan
Tak lama kami jadian
Tiga bulan tlah berjalan
Awalnya semua aman
Hingga tiba di suatu malam
Dia mengajak ku berkencan
Check up ke dokter kandungan
Enaknya lima menit
Sembilan bulan aku menderita
Kekasih hatiku tercinta mengaku tlah berbadan dua
Enaknya lima menit
Dan selamanya ku kan menderita
Kami kan jadi orang tua, saat naik kelas dua sma
Sedihnya lagi, semua terjadi
Disaat kami tak sadar diri
Sehabis party, seusai pensi
Bersama empat orang lelaki
Tak dapat ku membayangkan
Hidupku yang berantakan
Cita cita tinggal angan
Yang tersisa penyesalan
Tiada harapan, masa depan
Semua hanyalah impian
Karna cinta satu malam
Enaknya lima menit
Sembilan bulan aku menderita
Kekasih hatiku tercinta mengaku tlah berbadan dua
Enaknya lima menit
Dan selamanya ku kan menderita
Kami kan jadi orang tua, saat naik kelas dua sma
No comments:
Post a Comment