Thursday, December 20, 2012

Bucket List, Revised

Mei 2011 lalu, saya menulis ini, soal bucket list, rentetan keinginan sebelum menemui ajal. Sejak mengetahui bahwa kematian adalah hal yang pasti dan saya tidak bisa hidup selamanya meski sudah menenggak susu setiap pagi saat kanak kanak, saya menyusun satu per satu keinginan untuk kelak menjalani hidup. Beberapa di antaranya bersifat remeh, seperti makan mushroom cheeseburgernya Burger King sampai puas dan ngobrol panjang lebar dengan orang asing di transportasi publik.

Maka kira kira begini runutan keinginan saya sampai dengan Mei 2011 tersebut;
1. Aku pengen nonton hujan di Jepang dan jalan kaki di malam hari di Manhattan.
2. Aku pengen ngebaca Wesanggini di kota tua Jakarta.
3. Belajar gitar, piano dan biola.
4. Ngobrol panjang lebar sama orang asing dalam pesawat.
5. Belajar renang.
6. Kiss a stranger.
7. Makan di Pizza Hut dan make fun with their waitress.
8. Nyanyi lagu Someone Like You-nya Adele di kawinan mantan.
9. Merayakan ulang tahun di atas Manglayang :)

Sekarang giliran saya menuliskan revisi, mengeleminasi dan mencoret keinginan keinginan yang sudah tercapai ataupun kadaluarsa -karena saya sudah tidak begitu menginginkannya lagi- 

Aku pengen nonton hujan di Jepang dan jalan kaki di malam hari di Manhattan.
Saya pengen ke Jepang sejak SMP. Sebab saat itu tergila dengan anime dan manga, didukung oleh penampilan Sung Kang dalam Fast and Furious; Tokyo Drift, pergi ke Jepang menjadi hal yang lebih dari menggebu. Keinginan ini rupanya terus tersimpan dan tanpa sadar, meski telah setua ini dan tidak lagi menggemari manga, saya masih ingin pergi ke Jepang.

Soal Manhattan -Newyork secara keseluruhan- rasanya sudah tidak usah saya jelaskan. Semua orang pastilah ingin ke sana.

Januari 2012, terimakasih untuk aplikasi google earth untuk komputer mac, saya akhirnya bisa menonton hujan di Jepang :)
 
Aku pengen ngebaca Wesanggini di kota tua Jakarta
Ini sebenarnya kepinginan sok romantis sebagai imbas terlalu kepingin terlihat keren sih. Biar dapat aura pembaca buku yang filosofis saja. Tidak lebih dari spontanitas tanpa dasar jelas. Maka layaknya sesuatu yang dipaksakan, ia menjadi kadaluarsa.

Desember 2011 saya akhirnya ke Jakarta dan dua minggu setelahnya mengunjungi kota tua. Bersepeda dan beli kincir angin mainan. Berhenti sejenak di teras museum fatahilah dan menghela nafas "Sial, ternyata tidak seperti yang saya bayangkan" 
 
Belajar gitar, piano dan biola
Lagi, keinginan ini adalah produk kebelet keren. Gitar karena obsesi saya terhadap pria yang membuat saya jatuh cinta, piano karena Gregory House dan biola karena satu dari chapter di komik detektif Conan memuat Stradivarius.

Maka, inipun lambat laun tereleminasi seiring ketidakantusiasan saya dalam mewujudkannya.
  
Ngobrol panjang lebar sama orang asing dalam pesawat
Ini berkat film Rumor Has It atau film Bucket List itu sendiri. Saya pengen nyoba memecahkan kebekuan dengan ngajakin orang ngobrol tema apa saja.

Pesawat, travel, daytrans, taksi menuju lokasi pemotretan, angkot, damri, kopaja, metromini, you name it. Done and done.
    
Belajar renang
Biar ga mati konyol saat ada banjir besar sih. Sampe sekarang udah bisa maju dalam air meski masih harus pake pelampung.
  
Kiss a stranger
Belum. Mungkin nanti ketika sudah tinggal di New York.

Makan di Pizza Hut dan make fun with their waitress
2011 adalah masa aktif saya di twitter, soal waitress Pizza Hut memang lagi rame ramenya. Dan sebagai pribadi yang menjunjung rasa ingin tahu yang tinggi dan senantiasa pengen ikut ikutan, sayapun pengen ngeliat langsung semengganggu apa mereka ini.

Maret 2012, di Pizza Hut Epicentrum Kuningan, saya mengalaminya. Iya, memang mengganggu. Tapi percayalah, mereka tidak menyukai hal ini melebihi rasa terganggu kita.
 
Nyanyi lagu Someone Like You-nya Adele di kawinan mantan
Mantan mantan saya nyaris sudah menikah semua sekarang. Dan lagu lagu Adele sudah overused.
 
Merayakan ulang tahun di atas Manglayang :)
Kenapa Manglayang bukan, misalnya, Tangkuban Perahu? Sebab satu satunya gunung di Bandung yang saya tau adalah Manglayang. Dan kawan saya yang menjabarkan soal Manglayang membuat saya cukup mantap untuk bisa mendaki gunung ini suatu saat kelak, saat ulang tahun.

Desember 2012, kawan saya yang traveller setelah sekian tahun tidak terkoneksi, menelpon dan bercerita soal rencananya mendaki Manglayang. Intinya, gunung ini terlalu terjal dan berbahaya untuk didaki. Kalau pengen main ke sana ya di kaki gunungnya aja. Semoga kelak di ulang tahun keberapapun, bisa meniup lilin di sana.

Dan dalam setahun, banyak keinginan yang bertumbuh seiring dengan beberapa keinginan yang tercoret. Sebut ini formula lain dari ritual akhir tahun, saya turut merayakan perpindahan tahun kali ini dengan rentetan keinginan keinginan yang membuat manusia semakin menjadi manusia. Luluh ke dalam resolusi sebab konon semesta punya cara ajaib untuk mewujudkannya.
Google. Keyword; New York street at night

Bucket List, Revised December 20, 2012 
  1. New York
  2. Menulis buku
  3. Keluar dari rumah dan tinggal sendiri
  4. Jatuh cinta
  5. Bikin zine
  6. Jadi anchor televisi
  7. Merasa cukup dan berdamai dengan keadaan 
  

6 comments:

  1. Coba dengerin frank sinatra, 'new york new york',nan.

    ReplyDelete
  2. saya sudah sering berkeliaran malam2 di jalan2 new york, menembak penjual burger, melindas pedestrian atau mendaki liberty. semuanya ada di GTA 4! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, tetap saja pengalaman berjalan kaki di trotoar sambil makan bagels (ini saya kebanyakan nonton film kayaknya) tidak bisa digantikan grafis gran theft auto. Eh, saya masih menunggu rilisan album metal terbaik sepanjang 2012 di blogmu ^^

      Delete
    2. setidaknya di game itu kita mungkin bisa meraba2 seperti apa menjadi new yorker, hehe. waduh, saya tidak banyak mendengarkan album baru. playlist saya belakangan diisi lagu2 dari gta, hehe.

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete