Judulnya: Polisi Bentuk Detasemen Anti Anarkis.
Oke, kenapa? Saya sebenarnya tidak merasa cukup mumpuni untuk menulis tentang anarki. Tidak cukup dengan hanya membuat akun Bakunin di twitter atau bersikap anti negara :D tadi sedikit banyak, saya akan menuliskan sejauh yang saya tau tentang anarki di blog ini. Dengan harapan, tentu saja, BERHENTI SALAHGUNA ISTILAH, NYET!
Secara umum lebih mudah jika menyebut anarki adalah 'adik' dari sosialisme. Dalam sejarahnya, Karl Marx, Engels (keduanya adalah bapak komunisme) dan Bakunin (dalam perjalananannya kemudian dikenal sebagai pempelopor anarkisme) memiliki guru yang sama, yaitu Hegel. Hegel terkenal dengan pemikiran pemikirannya mengenai sistem masyarakat yang memaksimalkan keadaan bersama. Atau gampangnya, sosialisme.
Momen yang kemudian memecah 'murid murid' Hegel ini adalah Internasionale 1, sekaligus menjadi momen deklarasi bagi Mikhail Bakunin bergabung dalam generasi anarki. Sebelum Bakunin, Anarki sebenarnya sudah ada, salah satu foundernya adalah Proudhon. Tapi Bakuninlah yang kemudian membuat nama anarki dikenal dan memiliki base penggerak cukup besar. Bakunin pula, yang memberikan celah bagi kapitalis saat itu untuk membelokkan nama Anarki dan menjadikan ideologi ini setara dengan vandalisme.
Pergerakan anarki, harus diakui sedikit banyak mengandung kekerasan. Dalam pidatonya yang terkenal, Bakunin bahkan memperbolehkan kekerasan dalam upaya melawan penguasa. Kekerasan hanya diperbolehkan sebagai jalan terakhir, solusi final kalau upaya upaya lain tidak berhasil. Penyerangan terhadap sebuah supermarket yang diprakarsai Emma Goldman (anarkis feminis) juga merupakan usaha terakhir lantaran tuntutan kaum buruh tidak kunjung mendapat perhatian.
Apa itu anarki? sederhananya Anarki adalah keadaan tanpa negara. Dalam lagu Imagine John Lennon kurang lebih menggambarkan keadaan dunia dalam anarki. Anarki bukan sistem, ia tidak mengikat, anarki tidak memberikan susunan hirarki seperti layaknya Komunisme. Jika komunisme bertujuan mengganti pemerintahan dengan kaum terpelajar, maka anarki bertujuan menghapus pemerintahan. Tanpa negara, tanpa pemimpin.
Utopis? memang, sangat utopis malah. Tapi bagaimana kita bisa tau bahwa hal itu mustahil kalau dicoba saja belum? Bottomline tulisan ini adalah, anarki tidak sama dengan vandalisme. Anarki bukan tindakan barbar yang tidak berpendidikan. Salah satu tokoh anarki, Lucy Persons bahkan pernah menulis bahwa ilmu pengetahuan adalah hal paling penting bagi pergerakan anarki. Mereka memimpikan dunia di mana setiap orang bisa mendapat ilmu pengetahuan tanpa harus dijerat sistem pendidikan yang merampok commonsense dan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Bagaimana bisa bebas berkembang kalau masih dibatasi dengan sistem berupa kurikulum dan kelas kelas?
Eh sebagai contoh anarki, salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah sebenarnya sedang dalam keadaan anarki. Pemerintahan vakum terkait sengketa kekuasaan. Kabupaten Kotawaringin Timur berjalan tanpa pemerintah dan orang orang di sana baik baik saja. Mereka bisa tetap hidup :D jadi apa yang harus ditakutkan dari anarki?
Sebenarnya saya tidak begitu suka menulis hal hal yang terlalu umum seperti ini. Kesannya seperti mengkopy paste wikipedia dan akhirnya, blog saya tidak lagi terlihat istimewa :D :D. Eniwei, kalau mau tau lebih banyak tentang anarki bisa main ke blog ini. Atau, follow akun twitter Bakunins ini!
Sepertinya begini saja untuk hari ini. Saya ingin kembali menertawakan headline berita di atas. (Kenapa ga sekalian bikin Detasemen Anti Komunis? biar melestarikan budaya paranoid orba gituh)
People should not be afraid of their government. Governments should be afraid of their people.
Viva la Anarchy!
Oke, kenapa? Saya sebenarnya tidak merasa cukup mumpuni untuk menulis tentang anarki. Tidak cukup dengan hanya membuat akun Bakunin di twitter atau bersikap anti negara :D tadi sedikit banyak, saya akan menuliskan sejauh yang saya tau tentang anarki di blog ini. Dengan harapan, tentu saja, BERHENTI SALAHGUNA ISTILAH, NYET!
Secara umum lebih mudah jika menyebut anarki adalah 'adik' dari sosialisme. Dalam sejarahnya, Karl Marx, Engels (keduanya adalah bapak komunisme) dan Bakunin (dalam perjalananannya kemudian dikenal sebagai pempelopor anarkisme) memiliki guru yang sama, yaitu Hegel. Hegel terkenal dengan pemikiran pemikirannya mengenai sistem masyarakat yang memaksimalkan keadaan bersama. Atau gampangnya, sosialisme.
Momen yang kemudian memecah 'murid murid' Hegel ini adalah Internasionale 1, sekaligus menjadi momen deklarasi bagi Mikhail Bakunin bergabung dalam generasi anarki. Sebelum Bakunin, Anarki sebenarnya sudah ada, salah satu foundernya adalah Proudhon. Tapi Bakuninlah yang kemudian membuat nama anarki dikenal dan memiliki base penggerak cukup besar. Bakunin pula, yang memberikan celah bagi kapitalis saat itu untuk membelokkan nama Anarki dan menjadikan ideologi ini setara dengan vandalisme.
Pergerakan anarki, harus diakui sedikit banyak mengandung kekerasan. Dalam pidatonya yang terkenal, Bakunin bahkan memperbolehkan kekerasan dalam upaya melawan penguasa. Kekerasan hanya diperbolehkan sebagai jalan terakhir, solusi final kalau upaya upaya lain tidak berhasil. Penyerangan terhadap sebuah supermarket yang diprakarsai Emma Goldman (anarkis feminis) juga merupakan usaha terakhir lantaran tuntutan kaum buruh tidak kunjung mendapat perhatian.
Apa itu anarki? sederhananya Anarki adalah keadaan tanpa negara. Dalam lagu Imagine John Lennon kurang lebih menggambarkan keadaan dunia dalam anarki. Anarki bukan sistem, ia tidak mengikat, anarki tidak memberikan susunan hirarki seperti layaknya Komunisme. Jika komunisme bertujuan mengganti pemerintahan dengan kaum terpelajar, maka anarki bertujuan menghapus pemerintahan. Tanpa negara, tanpa pemimpin.
Utopis? memang, sangat utopis malah. Tapi bagaimana kita bisa tau bahwa hal itu mustahil kalau dicoba saja belum? Bottomline tulisan ini adalah, anarki tidak sama dengan vandalisme. Anarki bukan tindakan barbar yang tidak berpendidikan. Salah satu tokoh anarki, Lucy Persons bahkan pernah menulis bahwa ilmu pengetahuan adalah hal paling penting bagi pergerakan anarki. Mereka memimpikan dunia di mana setiap orang bisa mendapat ilmu pengetahuan tanpa harus dijerat sistem pendidikan yang merampok commonsense dan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Bagaimana bisa bebas berkembang kalau masih dibatasi dengan sistem berupa kurikulum dan kelas kelas?
Eh sebagai contoh anarki, salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah sebenarnya sedang dalam keadaan anarki. Pemerintahan vakum terkait sengketa kekuasaan. Kabupaten Kotawaringin Timur berjalan tanpa pemerintah dan orang orang di sana baik baik saja. Mereka bisa tetap hidup :D jadi apa yang harus ditakutkan dari anarki?
Sebenarnya saya tidak begitu suka menulis hal hal yang terlalu umum seperti ini. Kesannya seperti mengkopy paste wikipedia dan akhirnya, blog saya tidak lagi terlihat istimewa :D :D. Eniwei, kalau mau tau lebih banyak tentang anarki bisa main ke blog ini. Atau, follow akun twitter Bakunins ini!
Sepertinya begini saja untuk hari ini. Saya ingin kembali menertawakan headline berita di atas. (Kenapa ga sekalian bikin Detasemen Anti Komunis? biar melestarikan budaya paranoid orba gituh)
Saya jatuh cinta pada ideologi ini sebenarnya seusai nonton film V for Vendetta. Film rilisan tahun 2006 ini mengambil tema anarki yang disamarkan dalam tokoh V, yang menuntut dendam kepada orang orang di pemerintahan yang sudah mengambil kebebasannya. Begitu, kira kira :D
People should not be afraid of their government. Governments should be afraid of their people.
Viva la Anarchy!
(Y)(^oo^)(Y)
ReplyDeleteVIVA LA ANARQUISTA dx)
Saya mengambil pelajaran dari artikel dsini.
ReplyDelete==Menghapus TOTAL negara sangat tidak mungkin, TAPI membentuk "UNI" negara2 SANGAT mungkin. seperti Soviet (tlh runtuh) dan UNI EROPA. Masyarakatnya benar2 tanpa sekat, bebas kemanapun, bekerja dimanapun.