Sebenarnya saya tidak terbiasa merayakan ulang tahun. Dulu misalnya, saat tujuhbelas, saya hanya melewati malam di kos teman, numpang nginep sambil nonton Saw 3, minum coca cola dan menulis sampai pagi. Saya masih menyimpan resolusi tujuh belas saya. dan dalam perjalanannya beberapa tidak terpenuhi.
Saya masih ingat pas ulang tahun ke tujuh belas dulu, saya menulis :
Saya hanya akan bekerja jika pekerjaan itu mampu bersinergi dengan ideologi saya (saya tau ini terdengar sangat sangat super sombong)
Well, saya rasa ini salah satu dari resolusi ulang tahun yang mampu saya penuhi. Ideologi saya sebenarnya tidak muluk, saya hanya ingin pekerjaan yang tidak terpaku hanya pada satu space. Tidak hanya diam, menunggu tanggal gajian lalu berulang sampai tahun berlalu tanpa terasa lantas saya jadi tua dan kalang kabut nyari jodoh :D. saya waktu tujuhbelas itu pengen jadi penulis. Jadi sastrawan. Jadi seseorang yang dapet duit dari sesuatu yang disenangi. Dan saya sangat senang menulis. Saya senang merangkai kata. Tapi kemudian ternyata implementasinya tidak segampang itu,,
Sekarang, di delapan belas tahun saya ga punya pengharapan apa-apa. Yang saya inginkan hanya kematangan berfikir, kebijaksanaan dalam bertindak, dan kesabaran dalam mengentaskan masalah. Saya tidak bisa lagi bilang “Yah maklumlah, saya pan remaja labil,” sebagai tameng di setiap kesalahan yang saya perbuat. Saya tidak bisa lagi berlindung di bawah “keTujuhBelasTahunan,”
Maka resolusipun tercetus, seperti ulangtahun-ulangtahun sebelumnya :
Saya Ingin Lebih Baik Lagi Dalam Pekerjaan Saya.
Hanya itu, berbeda dengan resolusi tujuh belas saya yang mencapai puluhan harapan.
Saya sangat beruntung karena bisa memiliki 2 pekerjaan yang sangat saya sukai. Menjadi penyiar dan reporter. Penyiar karena saya senang berbicara. Reporter karena saya sangat senang menulis. Yap, sebuah kesenangan yang mungkin terdengar klise :) tapi saya sangat mencintai apa yang saya kerjakan saat ini, meskipun pada kenyataannya saya sangat tertatih dan super tertekan dalam menjalaninya. (See, sometimes real life played me so hard. Again, Indonesians birocracy fail me).
Maka harapan saya di delapan belas ini sederhana, semoga saya bisa lebih baik lagi dalam pekerjaan saya. Semoga saya dapat menyajikan siaran yang bagus dan disenangi banyak pendengar, semoga saya bisa lebih mumpuni lagi dalam menulis berita dan tidak lagi menyusahkan redaktur dengan segala keter-udik-an saya dalam dunia jurnalis.
Masalah jodoh, hahaha. Jadi inget kata seorang teman. “Ga bosen Nan? Jomblo?,”.. hmm, made me thinking little bit. Saya juga ga ngerti kenapa saya bisa stuck dalam perjodohan seperti ini. Jarang ada cowo yang mau saya selingkuhi dengan kerjaan soalnya :D yah.. jangankan pacaran, mandi aja saya ga sempat.. oh well. Kita liat nanti sajalah, masih delapan belas ini.. :P
Maka sekali lagi..
No comments:
Post a Comment