Tadi malam aku bertemu malaikat kematian,
Begitu tenang duduk disampingku..
Kami berbicara.
Dengan bahasa yang sulit dijamah telinga.
Dengan kata yang membisiki kalimat kalimat resahan.
Semalam aku bertemu malaikat kematian,
Aku bertanya..
“ Apa guna kelahiran jika harus ada kematian?”
Malaikat kematian tersenyum padaku,
Berkata pelan.
“ Apa guna awal jika harus ada akhir?”
Kulayangkan pandangan kepada ribuan bintang di atas
kami.
Mengabaikan kepakan distorsi sayap nyamuk di sekitar..
Merasakan embun di rumput basah tempat kami
berpijak.
Kembali kusuarakan kata dengan bahasa rumit itu.
“Bukankah yang kekal tidak menyisakan kesedihan?”
Dia tertawa kali ini,
Memejamkan matanya..
“ Lalu apa yang harus kukerjakan jika kekekalan itu
abadi?”
Kuteguk kopi yang mulai mendingin..
“ Kau senang melihat yang bersedih?”
Dia beranjak berdiri, membenahi jubah hitamnya dari
rumput liar.
“ Yang bersedih hanya tak tau betapa menyenangkannya
kematian itu”
Di antara riuh rendah alunan jangkrik
Dia pergi.
No comments:
Post a Comment