Jadi ceritanya, aku udah setaun lebih bermain main di twitter, dan gilaa, adiksinya parah abis abisan hahaha. Ini persis seperti pas aku pertama kali kenal facebook, even worse :P, aku bukan tipe tipe orang yang mampu mengelola waktu dengan cukup baik. Jadi, aku putuskan buat stop twitteran dulu.
Next. Tidak banyak yang bisa kuceritakan hari ini, Tuan Blog, bukan lantaran aku tidak bisa menemukan kata kata yang tepat, tapi lebih lantaran memang tidak banyak yang terjadi dalam hidupku ^^
Lagi rame masalah SARA nih, antara Ahmadiyah dan kelompok kelompok keras islam fundamental. Televisi dibanjiri debat debat dan diskusi diskusi yang melahirkan konsep konsep dan teori teori. Masalah yang awalnya simpel (Ada-tiga-orang-mati-dibantai-oleh-sekelompok-orang), berubah menjadi ribet (Benarkah-ahmadiyah-sesat-dan-haruskah-FPI-serta-MUI-dan-SKB tiga menteri-dicabut)
Seperti biasa, negaraku hilang fokus. Disetir menuju diskusi diskusi melelahkan yang hanya menelurkan konsep konsep dan teori teori. Orang orang berdasi menjejali televisi, berkoar tentang kesetaraan hak atas keimanan. Dan tiga mayat yang dibantai tadi, membusuk dalam diam. Tak bisa melakukan pledoi apa apa.
Negara ini boleh berkonsep dan berteori tentang Ahmadiyah, lakukan secara kontinyu dan (harusnya) sedari dulu. Bukan secara sporadis dan meletup letup dalam satu momentum lalu lenyap hilang tewas selepasnya. Lalu berulang lagi saat momentum tercipta. Begitu seterusnya.
Ah, negaraku hilang fokus. Puluhan tahun kita mengalami kasus serupa yang berulang ulang tak pernah lekang. Tapi begitu sulitnya temukan jalan tengah. Atau setidaknya, temukan jalan untuk kembali fokus. Bahwa tidak ada ahmadiyah tidak ada kelompok radikal muslim di mata negara, di mata lembaga peradilan.
Hanya ada manusia yang dibantai manusia lainnya.
Gitu aja, kok repot :)
Minggu, 6 Pebruari 2011. Kami menghitam, Negaraku.
No comments:
Post a Comment