Wednesday, June 05, 2013

Kemungkinan Itu Bernama New York

Taken from here
Pergi dan berkehidupan di New York adalah keinginan terbesar dari sekian keinginan keinginan besar yang saya punya. Untuk menjadi newyorker, untuk berjalan di pagi hari lalu membeli roti untuk sarapan, atau duduk di bangku taman di suatu musim semi. Menjalankan hidup, dan menjadi hidup. Walau hingga sekarang saya belum tau apa definisi hidup itu sendiri. Sejak saya paham bahwa tidak ada yang salah dari bermimpi (yang mengada ada sekalipun), keinginan itu masih sama besarnya. Masih menjadi alasan untuk bergumam gumam dalam bahasa inggris di kamar mandi. Alasan, untuk terus mengayuh ingin dan usaha untuk bisa ke sana. Entah bagaimana.

Lalu pagi ini saya bangun tidur dengan beberapa kemungkinan untuk bisa sampai ke New York;

Scholarship
Ini adalah alasan mengapa saya belajar sedemikian kerasnya hingga lolos masuk ke SMA terfavorit kala itu. Penyebab kantuk bermalam malam untuk menghapal tensis dan verb agak kelak ketika saya melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan ilmu bahasa inggris, saya bisa melenggang gampang dan mendapatkan scholarship untuk pertukaran pelajar. Sayangnya saya tak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi untuk alasan biaya. Dua bulan setelah mendapat ijazah saya mulai bekerja dan hingga sekarang, biaya itu tak pernah cukup. Mungkin beasiswa bukan jalan saya untuk pergi ke New York. Meski demikian, sekurangnya saya sekarang bisa berbahasa inggris dan bekerja di tempat yang baik

Paket Wisata
Ini kemungkinan paling mudah. Biaya tur ke New York selama sembilan hari kurang lebih USD 2.400. Semudah menabung selam dua tahun dan semestinya saya bisa berangkat saat ulang tahun ke duapuluh dua. Tapi posisi New York dalam kepala saya kadung menjadi wadah untuk berkehidupan. Untuk berjalan kaki di pagi hari dan membeli sarapan, untuk duduk di bangku taman saat musim semi. Bukan berlari lari kecil diburu jadwal tur dan berfoto sekenanya lalu pulang, kembali.

Green Card / Working Visa
Sejak Adam Levine memposting foto dirinya bersama mbak Ani, pembantunya, saya semacam mendapat pencerahan. Bahwa masih ada kemungkinan untuk tinggal di New York. Dengan menjadi pekerja di sana. Ini mungkin konyol, saya sebegitunya ingin berada di New York hingga tidak mempermasalahkan jika kelak bekerja menjadi babu di sana. Tau standar gaji housekeeper pemegang working visa? USD 3.500, nyaris 34 juta selama satu bulan. Uang segitu cukup untuk menyewa apartemen studio, makan normal satu bulan dan tiket bis. Selebihnya kita lihat nanti.

Rabu Siang, dalam browsing agen penyalur tenaga kerja ke Amerika

No comments:

Post a Comment